21/05/12

Pasiennya 'selamat'


Suatu hari saya sedang jaga sore di ruang rawat inap. Di tempat saya internship, dokter jaga stay di ICU. Tiba-tiba, ada panggilan ke sebuah ruang rawat, katanya ada pasien jantung yang sedang gawat. Bersegeralah saya pergi ke sana. 
Ketika saya datang, sudah tidak ada denyut jantung, tidak ada pernapasan, dan saat saya lihat matanya, pupilnya sudah midriasis. Pupil yang midriasis, dalam medis, artinya adalah kematian batang otak, yaitu definisi mati yang sesungguhnya. Jadi, saat itu saya tidak lagi melakukan resusitasi jantung paru, saya nyatakan pasien itu sudah meninggal dunia. 
Herannya,
keluarga pasien tidak ada yang menangis, histeris, atau kaget mendengar ucapan saya. Yang ada, mereka malah bertanya, “Jadi gimana dok? Selamet ya?” Kaget mendengar kata ‘selamat’ yang menurut saya berarti keluarga pasien menganggap pasien masih hidup, saya mengulangi pernyataan saya, “Bu, ini adiknya sudah nggak ada, ya. Sudah meninggal.” Keluarga pasien hanya bilang, “oh, iya” tanpa ekspresi sedih dan sebangsanya. Otomatis saya bingung. Dia ngerti ucapan saya nggak sih? Saya kembali ke ruang perawat, berniat minta bantuan ke perawat untuk menjelaskan kematian ke keluarga pasien. Ternyata, di sana ada anggota keluarga lain dari pasien tadi. Dia juga bertanya, “jadi udah selamat ya, dok?”. Saya ulangi (dengan penuh harapan supaya keluarganya cepat mengerti), “udah nggak ada ya, pak.” Terus, tiba-tiba dia bilang, “iya dok, 'selamat' tu artinya sudah meninggal, sudah lewat.”
Oalaaaaah....
 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates \ Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates