26/09/12

Kekurangan bukan alasan


Akhir-akhir ini saya ikut kursus renang. Telat banget ya, hari gini baru belajar renang..ketuaan! Di usia segini (kepala 2), sepertinya belajar renang akan lebih sulit. Banyak orang yang setuju dengan pernyataan itu. Otot-otot sudah lebih kaku, tidak selentur saat masih kanak-kanak.



Yah, bagaimanapun, saya tetap mulai belajar renang. Ketika saya datang, bapak pelatih sudah ada di kolam renang sedang melatih banyak anak kecil. Waduh, makin ciut hati saya. Udah 'tua' gak bisa renang.

Dan benar saja, latihan pertama berakhir sulit. Mengambang saja saya belum bisa. Saya terus mencari alasan untuk diri sendiri. "Yah, wajar saja. Udah telat belajarnya, udah ketuaan. Otot-otot udah pada kaku. Lagian mungkin dipengaruhi juga oleh pengalaman beberapa kali tenggelam di air, baik di kolam renang maupun di laut." Pokoknya, banyak deh excuse-nya.

Selesai renang, saya bersih-bersih. Keluar dari kamar mandi, ada sesuatu yang membuat saya tercengang. Bapak pelatih berdiri di sana dengan tongkat penyangga. Kenapa dia harus menggunakan tongkat penyangga? Saya lihat ke arah kakinya. Ternyata salah satu kakinya hanya sampai di lutut. Kaki kirinya tidak sempurna, tidak memiliki tungkai bawah sampai jari-jari kaki.

Masya Allah..

Saya pernah dengar kalau dalam renang, telapak tangan dan telapak kaki itu ibarat dayung. Jadi telapak-telapak kitalah yang membuat kita bisa bergerak dalam air, dengan cara mendorong air dan menciptakan arus. Berarti bapak ini hanya memiliki 3/4 dayung dari total yang saya miliki. Dan beliau bisa renang, bahkan menjadi pelatih renang. Tidak hanya melatih orang-orang yang awam renang seperti saya, beliau juga melatih atlet.

Lalu apa yang saya lakukan? Sibuk mencari excuse untuk diri sendiri? Tidak sepantasnya! Apa kekurangan saya? Usia memang terpaut jauh dengan anak-anak kecil itu. Tapi lihat, alhamdulillah, semua anggota tubuh saya lengkap. Saya bisa menggunakan semua dayung itu dengan lengkap, tidak kurang suatu apapun. Ayo geb, bersyukur!

Kekurangan bukanlah alasan untuk menjadi tidak bisa terhadap suatu hal. Kekurangan justru harus menjadi penyemangat seseorang untuk mencapai yang dicita-citakannya. Dengan adanya kekurangan, berarti akan ada komponen lain dalam tubuh kita yang akan lebih dioptimalkan penggunaannya.

Banyak sekali kisah tentang kesuksesan orang-orang yang punya kekurangan. Coba saja googling dengan keyword "kekurangan bukan alasan". Anda akan menemukan banyak kisah inspiratif di sana. Salah satu yang saya temukan adalah kisah seorang anak berinisial MA di Gresik. Anak ini tidak memiliki satupun tangan. Kakinya pun mengecil. Tapi apa yang dia capai? Di sekolahnya, dia bisa menjadi siswa dengan prestasi yang mengagumkan, selalu di atas rata-rata. Selain itu, dia juga bisa melukis dengan menggunakan kaki. Tidak tanggung-tanggung, lukisannya laku terjual seharga dua juta rupiah. Mengagumkan, bukan?

So, kekurangan bukan alasan. Kekurangan akan membuat kita lebih spesial. Lebih bisa mengoptimalkan kemampuan-kemampuan yang kita miliki. Selalu ingat, semua orang punya kelebihan dan kekurangan. Anda punya kekurangan? Itu berita baik, berarti Anda punya kelebihan! Nah, optimalkanlah kelebihan itu, maka Anda akan bahagia. Mau bahagia? Andalah yang menentukan! :D
 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates \ Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates