20/10/12

Ayo bersyukur


Kapan terakhir kali kita mengucap “alhamdulillah”? Ayo ingat-ingat.. hmm..mungkin tadi pagi, setelah kekenyangan makan? Mungkin Anda terakhir mengucapnya setelah mendapatkan suatu pencapaian besar, seperti lulus kuliah, mendapatkan promosi di tempat kerja, dan mendapatkan hadiah besar hasil undian? Atau mungkin.. mungkin Anda sudah lupa kapan terakhir mengucap “alhamdulillah”? Gawat juga
kalau begitu sih ya.
http://24.media.tumblr.com/tumblr_m2zz9wwCe91qhzthxo1_400.jpg


Kursus yang saya jalani belakangan ini membukakan mata hati saya tentang rasa syukur. Akhir-akhir ini saya ikut kursus renang bersama beberapa teman. Ternyata olahraga renang sangat melatih pernapasan. Napas harus ditahan di dalam air, untuk kemudian dibuang saat kepala sudah akan diangkat ke atas permukaan air. Di atas air, baru kita mengambil napas lagi untuk kembali ditahan saat masuk ke dalam air. Sulit sekali rasanya, apalagi bagi saya yang baru pernah belajar renang di usia kepala 2. Berkali-kali saya tidak kuat menahan napas, sampai kemasukan air ke dalam hidung dan mulut.

Setelah berenang dari pinggir ke pinggir kolam, saya beristirahat sejenak sambil melihat teman saya berenang ke ujung kolam di sana. Saya membayangkan saat itu dia sedang berjuang menahan napas seperti yang saya ceritakan tadi. Ditahan, dibuang, gunakan sedikit kesempatan di atas air untuk ambil napas, untuk kemudian ditahan lagi. Begitu seterusnya.

Kalau dilihat dari atas air, sepertinya berenang itu mudah, yang penting menggerak-gerakkan tangan dan kaki dengan gaya tertentu supaya tubuh bisa bergerak ke depan. Pergerakan itu laksana dayung dalam perahu, mendorong air di sekitar supaya tubuh bisa bergerak maju. Ya, dilihat dari atas memang sangat mudah. Tapi saat benar-benar dilakukan, perjuangan harus dilakukan supaya kita bisa bernapas dengan baik dan benar saat berenang. Jadi apa bedanya? Sebenarnya saat tidak berenang, kita kan juga bernapas? Tapi kita tidak perlu berjuang keras untuk bernapas. Kita diberikan kemampuan untuk bisa bernapas secara spontan oleh Tuhan. Kita tidak perlu berjuang keras untuk bisa mempertahankan hidup.

Nah, inilah yang sering kita lupakan. Kemampuan bernapas spontan. Setiap menit, setiap detik, bahkan saat inipun, secara tidak disadari, kita sedang bernapas. Bernapas spontan. Siapa yang memberikan kemampuan itu? Tuhanlah yang memberikannya. Coba bayangkan kalau Tuhan tidak memberikan kemampuan itu. Bernapas harus diatur sendiri. Kalau lupa, kita bisa kehilangan nyawa. Berabe kan?

Jadi, apa maksudnya? Hargailah semua hal, sekecil apapun hal itu. Kemampuan bernapas spontan memang tidak kita sadari. Tapi itu adalah salah satu kemampuan yang patut disyukuri. Itu baru satu. Banyak hal lain yang menurut kita ‘kecil’, tapi sebenarnya sifatnya amatlah penting, patut kita syukuri. Hindari perbuatan mengeluh. Ingatlah hal-hal kecil tadi. Bayangkan kalau tidak ada hal itu, bahkan mungkin kita tidak bisa hidup.

Yuk, bersyukur. Yuk, kurangi keluhan dan terus berprasangka baik terhadap setiap aspek kehidupan. Nanti pasti bahagia deh. :)
 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates \ Provided By Free Website Templates | Freethemes4all.com

Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates